Prabowo-Gibran Menang di Pilpres 2024, Anies Singgung Kecurangan dan Ketidakadilan
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Capres nomor urut 01, Anies Baswedan. Foto M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews.com - Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan merespons soal hasil Pilpres 2024 yang hasil rekapitulasi nasional penghitungan perolehan suaranya baru saja diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Berdasarkan penghitungan lembaga tersebut, Paslon 02 Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024 dengan perolehan 96.214.691 suara.

Dalam pernyataannya, Anies menyinggung soal kecurangan hingga ketidakadilan. Ia menyebut pemimpin yang lahir dengan cara tersebut bakal melahirkan pemerintahan yang menyengsarakan rakyat.

"Saudara-saudara sekalian, pemimpin yang lahir dari proses yang ternodai dengan kecurangan dan penyimpangan akan menghasilkan rezim yang melahirkan kebijakan yang penuh ketidakadilan dan kita tak ingin ini terjadi,” kata Anies dalam keterangannya, Rabu malam, 20 Maret 2024.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, dalam sebuah pemilihan, proses tak kalah penting dari hasil akhir. Jika pemilihan berlangsung dengan proses yang yang jujur, adil, dan bersih, maka akan dilegitimasi oleh semua orang.

“Proses pemilihan itu penting untuk dipastikan terbuka, adil dan bebas dari tekanan, untuk menjamin bahwa semua suara yang memenuhi syarat akan didengar dan dihormati. Proses pemilihan itu penting untuk dijaga agar memastikan legitimasi, kepercayaan, dan inklusifitas dalam hasilnya,” kata Anies.

Menurut Anies tanpa proses yang kredibel, legitimasi calon yang terpilih atau keputusan bisa menyebabkan keraguan. Maka menjaga integritas proses pemilihan adalah fundamental untuk kelangsungan demokrasi dan terpenuhinya aspirasi masyarakat secara keseluruhan.

Lebih lanjut, Anies menyebut pihaknya akan menempuh jalur hukum untuk melawan proses pemilihan yang dianggapnya curang tersebut. Ia menilai cara ini sejalan dengan prinsip negara demokrasi modern.

“langkah yang kita lakukan bukan lah marah-marah dan melakukan agitasi kepada publik, namun langkah kita adalah mengumpulkan semua bukti-bukti untuk dibawa ke depan hakim. Kami ingin negara ini terus membangun kematangan politik, bukan malah mundur mendekati masa pra reformasi,” terangnya

Meski begitu, Anies menyadari ada pihak-pihak yang berusaha mendegradasi usaha konstitusional Timnas AMIN. Selain itu, kata dia, banyak pihak juga yang menyarankan agar tidak mengajukan gugatan penyimpangan karena kemungkinan mendapatkan keadilan yang kecil. Tetapi dengan berbagai ketidaknormalan tersebut, menurut Anies, tidak dapat dibiarkan.

“Kami tegaskan, kami tak ingin membiarkan berbagai penyimpangan demokrasi ini berlalu tanpa catatan dan menjadi preseden buruk bagi semua penyelenggaran pemilihan ke depan, baik tingkat nasional maupun ratusan pilkada dan pileg tingkat I dan II,” paparnya

Tak hanya itu Anies juga mengajak semua untuk terus melanjutkan perjuangan dan mendukung langkah tim hukum sehingga apapaun temuannya akan menjadi fakta sejarah bangsa ini

Senada dengan Anies, cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar menyatakan pihaknya menemukan begitu banyak ketidaknormalan, kekurangan, dan pembiaran terhadap proses Pemilu 2024 yang tidak wajar yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

“Sudah menjadi rahasia umum, berbagai kekurangan ini telah kita temui sejak jauh sebelum hari pencoblosan, mulai dari rekayasa regulasi sampai ke intervensi alat negara, dan semua ini telah menjadi catatan media serta jadi catatan publik,” jelasnya.

Apalagi sejak maju dalam kontestasi ini, Muhaimin merasa dirinya dengan Anies sudah membawa misi perubahan, menghadirkan keadilan dan kemakmuran bagi semua, menegakkan kembali demokrasi serta menunaikan janji-janji reformasi. Bahkan, ia menyebut berdasarkan catatan dari KPU, ada puluhan juta orang yang menitipkan suara pada AMIN.

“Maka, demi memperjuangkan suara mereka yang percaya pada perubahan dan tetap teguh hingga akhir, kami memutuskan meminta Tim Hukum Timnas AMIN untuk maju ke Mahkamah Konstitusi dan menyampaikan kepada majelis hakim serta publik luas tentang berbagai kekurangan dan penyimpangan yang terjadi selama proses Pilpres kali ini,” ujar Muhaimin.