
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna bersama jajaran staf PT MHKI
Jakarta, tvrijakrartanews - Perusahaan bidang pengelola limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan non B3 PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan berhasil mendapat suntikan dana segar senilai Rp120 miliar.
"Dalam IPO, perseroan melepas sebanyak 750 juta lembar saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO, dengan harga penawaran umum sebesar Rp160 per saham," kata Direktur Utama MHKI Shahabuddin Main Hall BEI, Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Shahabuddin mengatakan pencatatan saham MHKI menjadi milestone penting bagi kami untuk secara konsisten menjaga bumi dari pencemaran limbah.
"Diharapkan keputusan go public ini mampu mendorong perkembangan dan pertumbuhan bisnis di masa mendatang,” ujarnya.
Menurutnya, sebesar 97,9 persen dari dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal (capex), dengan rincian sebesar 60,32 persen untuk memenuhi kebutuhan capex terkait rencana pembangunan pabrik di Lamongan, Jawa Timur, dan sebesar 39,68 persen untuk capex di Head Office MHKI.
Sisa dana hasil IPO sebesar 2,1 persen akan digunakan sebagai modal kerja (working capital), yaitu berupa penambahan persediaan bahan baku dan biaya operasional, untuk mendukung kenaikan penjualan produk perseroan.
“Dalam masa penawaran umum pada 2- 4 April 2024, perseroan mendapatkan respons positif dari para investor dan seluruh saham yang ditawarkan dapat terserap secara baik,” jelasnya.
Dengan harga IPO senilai Rp.160 per saham dan Laba Per Saham (EPS) sebesar Rp.7,75 per lembar pada kuartal III-2023, menurutnya, harga saham Rp.160 tergolong wajar terlebih lagi saat ini perseroan juga memiliki utang yang kecil dengan debt to equity ratio (DER) masih rendah.
“Sejauh ini tingkat Compounded Annual Growth Rate (CAGR) juga tercatat secara konsisten bertumbuh,” tuturnya.
Dalam aksinya, perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana Emisi Efek.
Perseroan membukukan pendapatan Rp.108 miliar pada kuartal III-2023, atau tumbuh 13,3 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp.95,32 miliar.
Pada periode tersebut, laba bersih tercatat senilai Rp23,25 miliar atau lebih rendah 5,56 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp.24,62 miliar, dengan net profit margin (NPM) berada dalam kategori tinggi yaitu sebesar 21,53 persen.

