
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat konferensi pers dalam Halal Bihalal di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (18/4/2024). (Foto: PBNU)
Jakarta, tvrijakartanews - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Iran dan Israel untuk segera menghentikan perang.
Menurut Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), sikap PBNU tetap sama sebagaimana menyikapi eskalasi Israel yang memulai operasi besar-besaran di Palestina pada Oktober 2023.
"Makanya NU sama dengan pemerintah RI menuntut, mendesak gencatan senjata segera, mendesak dihentikannya kekerasan segera saat ini juga," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024).
Gus Yahya menyatakan, NU sejak awal sudah mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar tak menggunakan hak veto hanya demi kepentingan satu pihak saja.
Dia menambahkan, langkah itu sebagai upaya NU dalam menyikapi keprihatinan yang terjadi di Timur Tengah, meskipun belum tercapai. Sebab, Amerika masih memveto gencatan senjata di Gaza.
"Kita semua tahu bahwa memang pihak-pihak yang kami serukan untuk menghentikan kekerasan, kami serukan untuk bertindak lebih adil demi kebaikan semua pihak masih belum mau mengikuti seruan-seruan itu. Amerika misalnya, sampai terakhir masih memveto resolusi PBB untuk gencatan senjata di Gaza," ucap Gus Yahya.
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menjelaskan, konflik seperti hukum alam. Sebab, ia berpandangan, sepanjang sejarah, konflik dengan kekerasan semakin lama pasti semakin banyak pihak yang terlibat lantaran persoalan konflik yang semakin meluas.
"Ini cuma soal waktu. Kita tahu bahwa ini mulainya dari di Gaza. Antara Israel dengan para pejuang Palestina yang menuntut hak di sana. Karena berkepanjangan, lalu lama-lama ada dari Yaman terlibat, kemudian sekarang dari Iran terlibat, dan seterusnya. Karena ini sudah jadi seperti hukum alam kalau konflik dibiarkan, pasti meluas," kata Gus Yahya.
"Jadi ini bukan syiah atau sunni. Ini soal konsekuensi dari konflik yang berkepanjangan itu pasti meluas. Habis ini, kalau tidak segera dihentikan, setop begitu saja, ini yang lain pasti akan ikut-ikutan," tambahnya, menjelaskan.
Untuk itu, Gus Yahya menegaskan bahwa konflik, kekerasan dan perang harus segera dihentikan sebelum semakin meluas. Setelahnya, baru membangun pembicaraan bagi semua pihak.
"Pokoknya tidak ada jalan untuk mencegah kerusakan lebih besar selain berhenti sekarang juga, berhenti dulu sudah baru kita mulai bicara tapi berhenti dulu konfliknya. Itu yang paling penting," imbuh dia.