
Ilustrasi rupiah. (tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah mengalami anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) 81 poin atau 0,50 persen. Hal tersebut disebabkan memanasnya konflik Iran dan Israel yang menyebabkan para pedagang beralih ke aset safe haven seperti dolar AS.
Dikutip Bloomberg, Jumat (19/4/2024) Bloomberg, Jumat sore, 19 April 2024 rupiah berada di Rp16.260 per USD melemah 81 poin atau 0,5 persen dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 78 poin atau 0,48 persen menjadi Rp16.250 per USD. Pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi Rp16.172 per USD.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan perekonomian masih dalam kondisi yang kuat. Hal ini menunjukkan Federal Reserve kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga pertamanya sejak tahun 2020 hingga akhir tahun ini serta memanasnya eskalasi Iran Israel menjadi fokus.
"Komentar dari Presiden Fed New York John Williams yang mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk menurunkan suku bunga saat ini mengingat kekuatan perekonomian, juga membantu mengangkat dolar," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Ibrahim menjelaskan Presiden Fed New York selalu menjadi pemilih di komite penetapan kebijakan bank sentral. Namun data ekonomi AS yang kuat dan inflasi yang terus berlanjut telah mendorong investor untuk secara drastis memikirkan kembali kemungkinan The Fed menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat.
"Kemudian, eskalasi Iran-Israel menjadi fokus setelah laporan ledakan di seluruh Iran Berbagai laporan media, termasuk dari kantor berita Iran, menunjukkan ledakan di beberapa wilayah Iran, Suriah dan Irak.
Menurutnya, beberapa outlet berita AS melaporkan para pejabat AS mengatakan bahwa Israel telah melakukan serangan balik terhadap Iran atas serangan minggu lalu.
"Yang menjadi perhatian khusus adalah ledakan di kota Isfahan, yang terletak di dekat beberapa fasilitas nuklir Iran," imbuhnya.