ILustrasi rupiah. (freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah menguat 23 poin atau 0,14 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan. Hal tersebut dipengaruhi meredanya kekhawatiran konflik yang lebih besar di Timur Tengah.
Dikutib Bloomberg, Senin (22/4/2024), rupiah menguat 23 poin atau 0,14 persen di level 16,237 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah menguat 20 poin atau 0,07 persen.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang membuat sebagian besar pedagang bias terhadap dolar AS.
"Tapi, meredanya kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah memberikan sedikit kelegaan pada mata uang regional, seiring dengan membaiknya selera risiko," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Ibrahim mengatakan pada hari Jumat, Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menjadi bankir sentral terbaru yang memberi sinyal jangka waktu yang lebih lama untuk penurunan suku bunga karena kemajuan inflasi telah “terhenti”.
Menurutnya, Fokus minggu ini adalah pada lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter AS, khususnya dari data indeks harga PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.
"Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi AS masih stabil di bulan Maret," ucapnya.
Dikatakannya, isyarat lebih lanjut mengenai perekonomian AS juga akan dirilis minggu ini, dengan data indeks manajer pembelian untuk bulan April akan menawarkan lebih banyak wawasan mengenai aktivitas bisnis.
"Selain itu, Fokus minggu ini adalah pada keputusan suku bunga Bank of Japan pada hari Jumat – pertemuan pertama bank sentral tersebut setelah kenaikan suku bunga bersejarah pada bulan Maret. Setiap isyarat mengenai kenaikan suku bunga dan perubahan kebijakan di masa depan akan diawasi dengan ketat," tuturnya.
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus
Ibrahim menambahkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 kembali mencetak surplus US$4,47 miliar.
"Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan sejak Januari-Maret 2024 mencapai US$7,31 miliar dolar. Surflus ini sesuai dengan ekspektasi para analis," ungkapnya.
Sementara itu, surplus neraca dagang Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$4,47 milia. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 47 bulan berturut-turut sejak mei 2020.
Selain itu, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$22,43 miliar. Selain itu, kinerja ekspor pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibandingkan Februari 2024 (month-to-month/mtm).
"Sedangkan, peningkatan kinerja ekspor pada Maret 2024 terjadi karena kenaikan nonmigas terutama logam mulia emas perhiasan, besi dan baja serta lemak dan minyak hewan nabati," tuturnya.
Kemudian, nilai impor pada Maret 2024 mencapai US$17,96 miliar atau turun 2,60 persen secara bulanan (mtm). Impor migas tercatat US$3,33 miliar atau naik 11,64 persen mtm, sementara impor nonmigas senilai US$14,63 miliar atau mengalami penurunan 5,34 persen.
Ibrahim Dalam perdagangan akhir pekan, mata uang rupiah ditutup menguat 23 point walaupun sebelumnya sempat menguat 50 point dilevel Rp16.237 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.260.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.190 - Rp16.270," pungkasnya.