Pekerja Korea Selatan Lakukan Unjuk Rasa Tuntut Peningkatan Hak-hak Buruh pada May Day
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: Reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Ribuan pekerja Korea Selatan berkumpul di pusat kota Seoul pada hari Rabu (1 Mei), mengadakan unjuk rasa May Day berskala besar untuk mengkritik kebijakan ketenagakerjaan pemerintah dan menuntut peningkatan hak-hak buruh.

Yang Kyung-soo, pemimpin Konfederasi Serikat Buruh Korea, salah satu serikat pekerja besar yang memimpin demonstrasi mengatakan sejak Yoon Suk Yeol menjabat, hak-hak pekerja mengalami kemunduran yang signifikan

“140 tahun yang lalu, tuntutan akan hari kerja 8 jam menandai titik awal bagi para pekerja. Namun, pemerintahan Yoon berencana menerapkan jam kerja yang lebih panjang, hingga 69 jam, sehingga menghilangkan hak-hak pekerja,” kata Yang Kyung-soo.

Para pekerja meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah, menuntut presiden untuk mundur dan merevisi undang-undang ketenagakerjaan. Penyelenggara rapat umum mengatakan sekitar 25.000 pekerja menghadiri acara tersebut.

“Kita semua adalah pekerja, namun banyak dari kita yang tidak mendapatkan hak libur yang layak. Sementara itu, sepertinya pemerintah terus mengirimkan pesan seperti, 'Anda dibayar. Anda semua setuju untuk bekerja (pada hari libur),'” teriak salah satu peserta unjuk rasa dari seorang pekerja part-time, Kim Ye-Eun.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengambil sikap garis keras terhadap protes dan pemogokan buruh, dan telah dituduh oleh aktivis hak asasi manusia menggunakan sistem hukum untuk melawan para kritikus.

Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpin Yoon gagal membuat terobosan dalam cengkeraman oposisi di parlemen pada pemilu 10 April, yang secara luas dipandang sebagai referendum mengenai dua tahun pertama kekuasaan pemimpin konservatif tersebut.