
Ilustrasi rupiah. (tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah menguat 34 poin atau 0,21 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan. Penguatan rupiah sendiri disebabkan pelaku pasar masih mencerna pernyataan Powel terkait The Feed tidak menaikkan suku bunga.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.225 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.259 per dolar AS.
"Ada dua poin yang bisa kita ambil dari pernyataan Powell, yaitu The Fed tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini dan The Fed menunda pemangkasan karena belum yakin inflasi AS akan turun ke 2 persen saat ini," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (2/5/20204)
Di satu sisi, lanjutnya, pernyataan soal tidak adanya kenaikan memberikan kelegaan ke pasar dan bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko. Di sisi lain, indikasi penundaan pemangkasan suku bunga memberikan kekhawatiran di pasar bahwa The Fed bisa tak mengeluarkan keputusan tersebut pada tahun ini.
“Hasil The Fed ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS, tapi penguatan mungkin tidak banyak,” tuturnya.
Data-data ekonomi AS yang dirilis semalam juga memberikan hasil yang beragam. Ada yang lebih bagus dari proyeksi seperti data Automatic Data Processing (ADP) Non Farm Payrolls sebesar 192 ribu dari prediksi 179 ribu. Ada pula yang di bawah prediksi seperti data Purchasing Manager’s Index (PMI) versi Institute of Supply Management (ISM) yang sebesar 49,2 dari perkiraan 50,0.
Meninjau faktor dari dalam negeri, data inflasi bulan April dinilai mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen.
“Hari ini, potensi penguatan ke arah Rp16.200 (per dolar AS) dengan potensi resisten ke arah Rp16.280-Rp16.300 per dolar AS,” imbuhnya.
Sebelumnya, Sebelumnya, BI secara resmi mengumumkan kenaikan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen. Keputusan tersebut diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang diselenggarakan pada 23-24 April 2024. Pada RDG BI sebelumnya yang diadakan 19-20 Maret 2024, BI menahan suku bunga acuan di level enam persen.