Para Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi AS, Rupiah Ambruk 19 Poin
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abi)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah melemah 19 poin atau 0,12 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah disebabkan para pedagang menunggu rilis data inflasi AS terbaru.

Dikutip data Bloomberg, rupiah melemah 19 poin atau 0,12 persen berada di level Rp16.100 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah melemah 19 poin atau 0,12 persen di level Rp16.093 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS menguat sedikit pada hari Senin (13/5/2024), berkonsolidasi setelah perubahan baru-baru ini karena fokus beralih ke data inflasi AS yang akan datang untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga.

"Namun, volatilitas ini kemungkinan akan berkurang pada awal minggu baru ini karena para pedagang menunggu rilis data inflasi AS terbaru, yang kemungkinan akan menentukan sentimen jangka pendek mengenai potensi penurunan suku bunga," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Ibrahim mengatakan para analis memperkirakan laporan CPI yang penting pada hari Rabu akan menunjukkan kenaikan inflasi sebesar 3,6 persen dari tahun ke tahun, yang akan menjadi kenaikan terkecil dalam tiga tahun terakhir.

"Kedua data tersebut kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga AS, setelah data inflasi yang terlalu panas sepanjang kuartal pertama membuat pasar sebagian besar tidak memperhitungkan sebagian besar spekulasi penurunan suku bunga tahun ini," ucapnya.

Selain itu, kata Ibrahim, pasar gelisah terhadap Tiongkok setelah pengembang properti besar lainnya, dalam hal ini Agile Group Holdings Ltd gagal membayar obligasinya.

"Gagal bayar ini sebagian besar mengimbangi optimisme atas membaiknya inflasi di Tiongkok, serta pengumuman Beijing baru-baru ini mengenai rencana penerbitan obligasi besar-besaran senilai 1 triliun yuan (USD138 miliar)," ujarnya.

Kemerosotan pasar properti yang berkepanjangan telah menjadi titik tekanan utama terhadap perekonomian Tiongkok, meskipun ada upaya berulang kali dari Beijing untuk mendukung sektor ini.

"Sejumlah kota besar di Tiongkok telah melonggarkan pembatasan pembelian rumah dalam dua minggu terakhir," tambahnya.

Dari sisi dalam negeri, Ibrahim menuturkan Surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan menyusut dibandingkan dengan capaian surplus pada bulan sebelumnya, berada di kisaran US$3,5 miliar hingga US$4 miliar.

"Penyebabnya memperkirakan kinerja baik ekspor maupun impor akan mengalami penurunan pada April 2024," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ibrahim menuturkan Surplus yang menyusut terutama dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian di global, juga hari kerja yang lebih pendek di dalam negeri karena adanya libur Lebaran.

"Penyusutan surplus juga akan dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan impor," paparnya.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$4,47 miliar pada Maret 2024. Surplus tersebut terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar US$6,51 miliar, tapi tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$2,04 miliar.

Jika dirincikan, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$22,43 miliar atau naik 16,40 persen secara bulanan. Secara tahunan, nilai ekspor ini turun sebesar 4,19 persen. Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$17,96 miliar, turun 2,60 persen secara bulanan, juga turun 12,76 persen secara tahunan.

Dalam perdagangan akhir pekan, mata uang rupiah ditutup melemah 19 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 55 point dilevel Rp16.100 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.080.

Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.90 - Rp16.150.