Ilustrasi rupiah. (Freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah menguat 17 poin atau 0,11 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan. Penguatan rupiah disebabkan penantian data ekonomi domestik.
Pada awal perdagangan Rabu pagi, rupiah naik 17 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.083 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.100 per dolar AS.
"Investor mengantisipasi data perdagangan siang ini," kata analis mata uang Lukman Leong di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Lukman memprediksi neraca perdagangan domestik mengalami surplus sekitar 3 miliar dolar AS. Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 meningkat menjadi 4,47 miliar dolar AS.
Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Februari 2024 sebesar 0,83 miliar dolar AS.
Bank Indonesia memandang perkembangan itu positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Selain itu, menurut Lukman, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah pernyataan dovish dari Kepala bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed Jerome Powell, namun penguatan akan terbatas. Investor juga masih menantikan data inflasi AS malam ini.
Walau Powell mengatakan inflasi masih tinggi dan rezim suku bunga tinggi masih akan tetap dipertahankan untuk saat ini, namun tidak akan kembali menaikkan suku bunga.
Lukman memproyeksikan kurs rupiah bergerak di rentang Rp16.050 per dolar AS sampai dengan Rp16.150 per dolar AS.