Kebutuhan Hewan Kurban di Tangerang Meningkat 10 Persen
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Dokumentasi Isty/TVRI. Hewan kurban yang masuk ke wilayah Tangerang sudah menjalani karantina di daerah asal, ditandai dengan pemasangan ear tip di telinga.

Tangerang, tvrijakartanews - Kebutuhan hewan kurban untuk Idul Adha 1445 H di wilayah Kabupaten Tangerang diperkirakan meningkat 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adanya peningkatan permintaan hewan kurban ini disebabkan mulai pulihnya kondisi perekonomian masyarakat paska pandemi Covid-19.

"Kalau proyeksi kebutuhan hewan kurban kemungkinan bisa naik 5 sampai 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika Sutrisno saat dikonfirmasi Kamis, (16/5/2024).

Selain itu, tahun ini juga tidak ada pembatasan pengiriman hewan kurban sehingga diperkirakan bakal ada peningkatan kebutuhan hewan kurban tersebut. Terlebih lagi pemerintah juga gencar melakukan vaksin PMK terhadap hewan ternak selama setahun terakhir.

"Jadi tidak menutup kemungkinan di tahun ini bisa naik atau turun untuk kebutuhan hewan. Kalau lihat data tahun 2023 ada 31.828 ekor hewan kurban," ujarnya.

Berdasarkan data yang didapat dari DPKP Kabupaten Tangerang, jumlah populasi sapi siap potong di Kabupaten tercatat sebanyak 9.151 ekor, populasi kambing 4.176 ekor, domba 18.442 ekor dan kerbau 59 ekor. Untuk memastikan kelayakan hewan kurban, pihaknya akan melakukan pengawasan di 664 titik lokasi penjualan hewan dari 29 kecamatan yang ada di wilayahnya tersebut.

"Kami akan menerjunkan petugas sebanyak 100 orang untuk melakukan pengawasan terhadap 664 titik lokasi penjualan hewan kurban. Jadi mulai tanggal 11 hingga 21 Juni itu akan dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan yang akan dijadikan kurban," ungkapnya.

Selain itu, kegiatan pemeriksaan kesehatan hewan juga akan dilakukan berupa pemeriksaan administrasi dan fisik. Berdasarkan laporan dari petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, saat ini sudah tidak ada kasus ternak yang mengalami penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun terjangkit antraks setelah terakhir muncul pada tahun 2022.

"Demikian pula dengan penyakit PMK serta LSD sudah tidak ada laporan lonjakan kasus," kata dia