Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah menguat 24 poin atau 0,14 persen terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan. Penguatan mata uang garuda disebabkan menurunnya data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls versi ADP bulan Mei 2024.
Pada akhir perdagangan Kamis, kurs rupiah melonjak 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.263 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.287 per dolar AS.
"Kalau melihat pergerakan dolar AS yang saat ini kembali tertekan melemah karena data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls (NFP) versi ADP bulan Mei menunjukkan penambahan di bawah ekspektasi pasar, rupiah bisa bergerak menguat hari ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Data tenaga kerja NFP AS versi ADP bulan Mei 2024 tercatat sebesar 152 ribu, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 173 ribu dan posisi sebelumnya pada April 2024 sebesar 188 ribu.
Ariston menuturkan secara keseluruhan, rupiah masih mengalami tekanan terhadap dolar AS, karena keraguan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan AS belakangan ini.
"Setelah komentar petinggi bank sentral AS atau The Fed dan notulen rapat moneter AS yang terakhir masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan AS," tuturnya.
Selain itu, ketidakpastian ekonomi karena konflik yang masih terjadi di Timur Tengah dan Ukraina juga membantu penguatan dolar AS sebagai salah satu aset aman.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis meningkat ke level Rp16.279 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.282 per dolar AS.