BNPB Nilai Rencana Kontijensi Harus Ditindaklanjuti Soal Potensi Bencana Sekunder Erupsi Gunungapi Ibu
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Tim BNPB bersama BPBD Kabupaten Halmahera Barat dan anggota Kodim 1501 Ternate memberikan sosialisasi hasil pemetaan udara kawasan rawan bencana. (Humas BNPB)

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan tim pemetaan juga telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengatakan mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat dan Kodim 1501 Ternate, sebagai langkah awal rencana kontijensi yang harus ditindaklanjuti terkait potensi bencana sekunder erupsi Gunungapi Ibu.

"Hasil pemetaan tim BNPB akan dianalisa lebih dalam lagi oleh tim PVMBG untuk kajian terbaru mengenai deformasi kawah, bukaan mahkota kawah dan besaran serta arah lelehan material vulkanik," kata Muhari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (9/6/2024).

Muhari menjelaskan data tersebut akan diolah dan diseminasikan kepada pemerintah daerah, kementerian/lembaga terkait termasuk masyarakat sebagai dasar rekomendasi dari potensi bahaya erupsi Gunungapi Ibu dan bencana turunannya.

"Sementara itu BWS Maluku Utara di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga akan menggunakan data pemetaan tim BNPB sebagai bahan untuk kajian penanganan jangka panjang terkait lahar dingin dengan pemasangan sabo dam, kantung pasir dan sebagainya," ujarnya.

Menurutnya, untuk jangka pendek, khususnya masa tanggap darurat, kementerian PUPR menyiagakan alat berat untuk pengerukan dan normalisasi sungai.

"Tim BWS Maluku Utara juga akan turun ke lapangan secara berkala untuk memonitor langsung apa saja yang perlu dilakukan sebagai antisipasi dan mitigasi bencana sekunder erupsi gunungapi," tuturnya.

Sementara itu BPBD Kabupaten Halmahera Barat bersama Kodim 1501 dan Polres Halmahera Barat akan senantiasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat, memonitor daerah rawan bencana sekunder dan mempersiapkan hal-hal lain yang dianggap perlu dalam penguatan mitigasi, kesiapsiagaan hingga kedaruratan bencana.