
PT Benteng Api Technic (BATR) Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Humas BEI)
Jakarta, tvrijakartanews - PT Benteng Api Technic (BATR) Tbk, salah satu perusahaan manufaktur dan perdagangan produk refraktori atau material tahan api dan insulasi tahan panas beserta jasa konstruksi di Indonesia resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan kode saham BATR di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/6/2024). Saat pembukaan, perusahaan manufaktur ini melesat 22,73 persen di pembukaan sesi pertama hari ini.
Direktur Utama Benteng Api Technic Ridwan Sumadi mengatakan, IPO merupakan aksi korporasi strategis. Melalui IPO ini perseroan ingin selalu memberi dampak positif dan ingin secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang manufaktur dan perdagangan produk refraktori serta jasa konstruksi di Indonesia yang semakin agresif berkembang.
“Seiring dengan hal itu, kami berharap ke depan dapat menjadi salah satu Leading Company industri tersebut di dalam negeri, hal ini sejalan dengan visi yang ingin kami capai, yaitu menjadi perusahaan nasional berskala global yang semakin unggul dan terpercaya,” kata Ridwan ditemui di BEI, Jakarta, Senin (10/6/2024)
Ridwan menuturkan, IPO ini menjadi momen penting bagi Perseroan saat ini berdasarkan data dari 6wresearch.com, Pasar Refraktori Indonesia mencatat pertumbuhan tingkat pengiriman sebesar 78,34 persen pada 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan CAGR sebesar 4,7 persen hingga tahun 2026.
"Indonesia cenderung mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan pasar refraktori yang terus meningkat. Faktor impor Pasar Refraktori pada 2021 sebesar US$204,63 juta sedangkan pada 2017 sebesar US$151,06 juta," tuturnya.
Dikatakan Ridwan, untuk memenuhi permintaan pasar seperti China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Austria termasuk di antara pemain pasar teratas pada tahun 2021, di mana China memperoleh pangsa pasar terbesar sebesar 88,12 persen dengan nilai pengiriman sebesar US$174,84 juta.
Menurutnya, Pasar ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan produk refraktori di berbagai industri seperti industri baja, industri nickel, industri tembaga, industri pupuk dan petrokimia, industri semen, Industri kaca, industri keramik, industri minyak kelapa sawit, industry makanan dan minuman, industri pembangkit listrik dan sebagainya.
“Peningkatan produksi besi & baja, nikel smelter dan berbagai macam smelter ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar Refraktori di Indonesia. Hal itu tentu sejalan dengan optimisme kami untuk dapat terus bertumbuh ke depannya,” ujarnya
Melalui penawaran umum saham BATR, terlihat antusiasme publik yang digelar pada 3-6 Juni 2024 lalu. Alhasil, terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebesar 140,52 kali dari hasil pooling.
Dalam IPO ini, Perseroan melepas maksimal 20,50 persen sahamnya ke publik atau sebanyak 620.000.000 saham baru dengan harga Rp110 per lembar saham, sehingga BATR berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp68,2 miliar.
Selain menerbitkan saham baru, Perseroan juga melakukan penerbitan Waran Seri I sebanyak 620.000.000 atau sebanyak 25,78 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan.
Waran Seri I yang menyertai penerbitan Saham Baru adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Biasa Atas Nama yang bernilai nominal Rp20 setiap sahamnya dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp300, sehingga seluruhnya adalah sebesar Rp186 miliar.
Tidak hanya itu, Waran Seri I mempunyai jangka waktu setahun sejak diterbitkan, di mana Pemegang Waran Seri I dapat melaksanakan Waran Seri I yaitu setiap hari kerja setelah 6 bulan sejak Waran Seri I diterbitkan, sampai dengan 6 bulan berikutnya, yaitu mulai tanggal 10 Desember 2024 sampai dengan 9 Juni 2025.
Sedangkan dana yang akan diperoleh Perseroan dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja Perseroan.
Dari sisi kinerja, per November 2023 Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp9,32 miliar dengan pendapatan usaha tercatat mencapai Rp123,18 miliar. Total aset BATR sampai dengan akhir November 2023 mencapai Rp112,73 miliar, dengan liabilitas sebesar Rp41,43 miliar, dan ekuitas senilai Rp71,29 miliar.