Indeks Dolar Menguat, Rupiah Ambruk 87 Poin
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah. (Freepik)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup ambruk diangka 87 poin atau 0,54 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah disebabkan menguatnya indeks dolar pada hari Senin (10/6/2024).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 87 poin atau 0,54 persen di level Rp16.282 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 86 poin atau 0,53 persen di level Rp16.275 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar menguat pada hari Senin, melanjutkan kenaikan kuat dari hari Jumat (6/6/2024), setelah laporan nonfarm payrolls yang kuat.

"Hal ini menunjukkan para pedagang secara tajam mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan September," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (10/6/2024).

Ibrahim menjelaskan pasar fokus pada pertemuan Fed mendatang, dengan keputusan suku bunga akan dirilis pada hari Rabu. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.

"Tetapi isyarat apa pun mengenai kebijakan di masa depan akan diawasi dengan ketat, terutama setelah tanda-tanda ketahanan inflasi AS dan pasar tenaga kerja AS baru-baru ini," ujarnya.

Menurutnya, sejumlah pejabat Fed telah memperingatkan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja.

"Data nonfarm payrolls yang kuat pada hari Jumat memperkuat gagasan ini," tuturnya.

Sebelum keputusan Fed pada hari Rabu, data inflasi indeks harga konsumen utama juga tersedia pada minggu ini, dan diperkirakan menunjukkan inflasi tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen pada bulan Mei.

Selain itu, data produk domestik bruto menunjukkan perekonomian Jepang menyusut sedikit lebih kecil dari perkiraan pada kuartal pertama. Namun perekonomian masih tetap mengalami kontraksi.

Data PDB muncul tepat sebelum pertemuan Bank Sentral Jepang akhir pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mulai memperketat kebijakan dengan mengurangi pembelian asetnya.