
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Foto: BPMI Setpres).
Jakarta, tvrijakartanews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alasan memerintahkan Pertamina mengakuisisi perusahaan asal Brasil yang bergerak di bidang gula dan etanol.
Menurut Jokowi, Pertamina sebagai perusahaan yang multinasional sudah waktunya untuk melakukan ekspansi bisnisnya agar mencapai keuntungan.
"Saya kira Pertamina itu sudah perusahaan multinasional, jadi ekspansi keluar itu adalah hal yang biasa untuk keuntungan perusahaan dan juga untuk melihat masa depan ekonomi dan bisnis," kata Jokowi usai menghadiri acara peringatan HUT Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke-52 di Hotel Fairmont Jakarta Pusat, Senin (10/6/2024).
"Di mana, saya kira proses yang dilakukan pertamina sekarang ini menuju ke sana, proses bisnisnya," sambung dia.
Kepala Negara meyakini, Pertamina sudah melakukan perhitungan yang matang atas rencana ekspansi bisnisnya itu. Dia menekankan, ekspansi bisnis Pertamina bertujuan semata-mata untuk memberikan manfaat bagi negara.
"Jadi itu proses bisnis biasa mestinya sudah dihitung, mestinya sudah dikalkulasi kedepannya seperti apa dan pemanfaatan untuk negara semuanya. Saya yakin sudah dikalkulasi," ucap Jokowi.
Adapun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi memerintahkam Pertamina untuk mengakuisisi perusahaan asal Brasil yang bergerak di bidang produksi gula dan ethanol.
Menurut Luhut, akusisi perusahaan itu bertujuan untuk mendapatkan pasokan gula dan ethanol. Nantinya, pasokan bahan baku itu bakal diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM) bio ethanol sebagai pengganti bensin.
"Presiden tadi juga sudah mutuskan kita nanti pertamina akan akuisisi karena perusahaan sekarang lagi diuji untuk ngambil tadi perusahaan yang bisa mensuplai gula dan etanol," kata Luhut.
Luhut mengungkapkan, rencana pemerintah mengubah BBM jenis bensin menjadi bio ethanol itu bertujuan menekan polusi yang saat ini cukup mencemari udara Jakarta.
"Sehingga karena cuaca yang jelek ini air polution yang sangat tinggi di Jakarta, kita akan ganti bensin itu dengan secara bertahap bio ethanol, dan juga menurunkan surfur kita dari 500 sampai kemungkinan 50 atau 60," ucap dia.
Dia menambahkan, pemerintah menargetkan pergantian BBM ini bisa terealisasi dalam kurun waktu 30 tahun ke depan.
"Nah ini saya kira dalam 20-30 tahun kedepan kita akan bisa capai. Sehingga nanti Pertamina memiliki sumber energi dan sumber gula di Brazil itu akan membuat ketahanan energi bagus," imbuhnya.