Dampak Perang Dagang Tiongkok dengan AS, Rupiah Merosot Tajam Capai 142 Poin
EkonomiNewsHotAdvertisement
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah merosot tajam mencapai 142 poin atau 0,87 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS), pada penutupan akhir pekan Jumat (14/6/2024). Hal ini dampak dari perang dagang antara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

Data Bloomberg, rupiah melemah 142 poin atau 0,87 persen menjadi Rp16.412 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah melemah 130 poin atau 0,80 pesen di level Rp16.394 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah terjadi imbas dari perang dagang antara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

Menurut Ibrahim, saat ini kondisi negara-negara yang berpengaruh besar terhadap e dunia konomi itu sedang memanas karena perang dagang tarif tinggi untuk komponen mobil listrik dan aki listrik.

"Harus diingat salah satu yang berdampak negatif terhadap mata uang dunia adalah pertama, AS kedua, Tiongkok. Sehingga perang dagang ini membuat rupiah kembali lagi mengalami pelemahan signifikan," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis.

Ibrahim menjelaskan melihat kondisi itu, dia memprediksi rupiah akan semakin melemah hingga menuju level Rp16.450 per USD. Selain itu, pelemahan rupiah akan berimbas ke segala lini ekonomi.

Salah satu yang mulai kentara saat ini adalah menghilangnya bahan bakar minyak (BBM) murah di SPBU perusahaan pelat merah, Pertamina.

"Kemungkinan besar pemerintah akan mengurangi subsidi BBM yang dari 200 ribu barel per hari akan dikurangi. Sudah terjadi di SPBU-SPBU juga sudah menghilang terutama pertalite dan pertamax. Saya sendiri pernah ke spbu menggunakan pertamax turbo," tuturnya.

Selain berdampak pada harga BBM, pelemahan rupiah terhadap mata uang negeri Paman Sam itu adalah meningkatnya biaya barang-barang impor dan pupuk, serta otomotif.

"Pelemahan rupiah berdampak terhadap barang impor, biaya pupuk, kemudian otomotif itu akan berpengaruh terhadap kenaikan harga," imbuhnya.