Jelang Iduladha, Bapanas Gencarkan Gerakan Pangan Murah
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Presiden Joko Widodo bersama jajaran meninjau pasar. (Tangkap layar laman Setpres)

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama pemerintah daerah terus gencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah. Hal ini untuk menjaga daya beli masyarakat menjelang Idul Adha.

"GPM menjadi sebuah aksi strategis yang terus kita laksanakan dan kita dorong bersama stakeholder terkait hingga ke seluruh daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota," kata Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (15/6/2024).

Arief mengatakan penguatan penguatan pasokan untuk menjaga stabilitas harga karena stabilitas pasokan dan harga pangan, menjadi salah satu faktor penting dalam pengendalian inflasi.

Menurutnya, GPM akan terus disampaikan dan menjadi komitmen bersama dalam rapat-rapat pengendalian inflasi yang digelar secara rutin di Kemendagri.

"Sehingga terbangun kesepahaman yang sama bagaimana kita harus menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, khususnya pada momen HBKN seperti Iduladha," tuturnya.

Dikatakannya, GPM merupakan salah satu langkah aksi Bapanas dalam menjaga dan mengendalikan inflasi.

"Sejak Januari hingga Juni 2024, GPM dilaksanakan sebanyak 5.036 kali di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Sedangkan khusus untuk bulan Juni 2024, GPM digencarkan di 281 titik di 16 provinsi dan 83 kabupaten/kota," tuturnya.

Sebelumnya, Pentingnya pengendalian inflasi, khususnya inflasi pangan, ditegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rakornas Pengendalian Inflasi. Meskipun inflasi terjaga 2,84 persen dan terjaga di kisaran target pemerintah sebesar 2,5 persen plus minus satu.

Jokowi mengingatkan pemerintah daerah untuk tetap waspada dan berhati-hati dengan memonitor secara langsung pertumbuhan ekonomi di lapangan. Hal tersebut dikarenakan dampak dari pertumbuhan ekonomi dan inflasi dirasakan secara langsung oleh rakyat.

"Sekarang inflasinya 2,84 (persen), growth, pertumbuhan ekonominya 5,11 persen. Nah ini segar kalau seperti ini. Tapi kita harus tetap waspada, hati-hati, tidak boleh lengah tantangan ke depan tidak mudah," kata Jokowi.

Menurutnya, pentingnya sektor pangan dan korelasinya dengan inflasi yang harus diperhatikan oleh semua pihak.

"(Terhadap) urusan pangan hati-hati masalah ini. FAO mengatakan jika didiamkan, tidak ada pergerakan apa-apa, (maka) 2050 dunia akan mengalami kelaparan. Ini yang harus direncanakan diantisipasi sejak mulai sekarang. Jangan main-main urusan kekeringan, larinya nanti bisa ke inflasi," ujarnya.