Bogor, tvrijakartanews -- Secara Nasional, Kabupaten Bogor berada di posisi ketiga terbanyak aktifitas bermain judi online (judol).

Hal itu diketahui, setelah Menko Polhukam, Jadi Tjahjanto membeberkan wilayah yang paling terbanyak terpapar game online terlarang.

Berdasarkan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sebanyak Rp567 juta perputaran uang judol terjadi di wilayah Kabupaten Bogor.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aksifitas terlarang tersebut.

"Kami mengimbau kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Bogor, akhir akhir ini lagi trend judi online, maka kesempatan ini kami gunakan untuk memberikan himbauan kepada seluruh warga masrakatat Kabupaten Bogor untuk tidak melakukan aktifitas judi online ini," ujar Penjabat (Pj) Bupati Bogor, Asmawa Tosepu, Kamis 27 Juni 2024.

Sebab menurutnya, hal tersebut tidak hanya aktifitas terlarang, namun juga dapat merugikan seluruh pihak.

"Karena memang pertama memang dilarang, kemudian kedua sangat sangat akan merugikan masyarakat, terutama dari sisi material atau finansial," tuturnya.

Asmawa menjelaskan, langkah selanjutnya Pemkab Bogor akan terus melakukan sosialisasi terkait bahaya dari judi online. Sosialisasi itu juga nantinya akan dilakukan melalui perangkat wilayah yang ada.

"Nanti sosialisasi tentu akan kita ingatkan terus menerus kepada aparat kita yang ada di wilayah. Sehingga, termasuk peran media juga penting untuk selalu mengingatkan hal itu," jelasnya.

Dia juga memastikan, jika nantinya ditemukan adanya aktifitas terlarang tersebut, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk penanganan hukum selanjutnya.

"Manakala ditemukan ada terjadinya judi online ini, maka tentu akan ditindak langsung oleh aparat penegak hukum," pungkasnya.

Berikut rincian lima kabupaten/kota dengan jumlah transaksi judi online terbesar

1. Kota Jakarta Barat: transaksi Rp 792 miliar

2. Kota Bogor: transaksi Rp 612 miliar

3. Kabupaten Bogor: transaksi Rp 567 miliar

4. Jakarta Timur: transaksi Rp 480 miliar

5. Jakarta Utara: transaksi Rp 430 miliar