Harga Minyak Dunia, Kemenkeu Harga BBM Bersubsidi Tidak Naik
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Mei 2024. (Tangkap layar akun YouTube Kemenkeu)

Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan sampai dengan saat ini belum ada pembahasan terkait dengan potensi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Walaupun saat ini tren kenaikan harga minyak dunia dan kurs rupiah.

"Sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai kemungkinan kenaikan harga BBM dengan Kementerian ESDM," kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Mei 2024, melalui daring di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Isa mengatakan subsidi BBM tertekan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu belakangan. Namun, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) masih sesuai dengan proyeksi APBN 2024.

"Jadi kita belum terlalu mendapat tekanan untuk dari sisi ICP, tetapi dari sisi kurs kita mulai mendapatkan tekanan untuk subsidi BBM ini," ujarnya.

Menurut Isa, kedua tekanan tersebut masih tertolong berkat terkendalinya konsumsi BBM subsidi sehingga angkanya lebih rendah pada dibandingkan tahun sebelumnya. Per Mei 2024 ini, realisasi subsidi untuk BBM mencapai 5,57 juta KL, lebih rendah dari 2023 yang mencapai 5,63 juta KL.

Namun ia mengingatkan, APBN 2024 sendiri telah disepakati oleh pemerintah dan DPR agar anggaran subsidi BBM didesain fleksibel. Hal ini berarti bisa disesuaikan dengan mekanisme yang lebih mudah.

"Secara keseluruhan kita melihat subsidi masih bisa kita pantau dalam range yang kita siapkan dalam APBN kita, selain itu subsidi dalam APBN sudah disepakati oleh DPR dan pemerintah agar bersifat fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan," tuturnya.

Sebagai informasi, harga bahan bakar minyak (BBM) ditahan pemerintah sejak awal tahun. Akhir bulan ini menjadi tenggat waktu terakhir harga BBM ditahan tanpa ada penyesuaian, artinya kemungkinan bakal ada penyesuaian pada harga BBM bulan depan.

Di dalam APBN 2024, asumsi harga minyak ICP ditentukan sebesar US$ 82 per barel. Per bulan Mei 2024, harga ICP sendiri ditetapkan sebesar US$ 79,78 per barel, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 87,61 per barel.

Sementara itu, harga minyak dunia acuan Brent berada di level US$ 85,95 per barel. Sedangkan harga minyak mentah acuan West Texas Intermediate (WTI) pada US$ 81,63 per barel.

Kemudian, nilai tukar rupiah beberapa waktu ini memang sedang tertekan oleh Dolar Amerika Serikat. Paling parah, Dolar menggencet Rupiah hingga ke level Rp 16.400 ke atas. Hari ini, nilai Rupiah dibuka dengan pelemahan ke level Rp 16.462.

Dari sisi lifting migas, per bulan Mei 2024, dari target lifting minyak 635 ribu BOPD, baru bisa terealisasi sebesar 561,9 ribu BOPD. Outlook dari Kementerian ESDM lifting minyak tahun ini hanya mencapai 595 ribu BOPD. Bila produksi tak bisa mencapai target, Komaidi menilai kemungkinan impor akan terus dilakukan.