Jokowi Ungkap Perubahan Iklim Penyebab Terhambatnya Swasembada Pangan
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Foto Sekretariat Presiden

Jakarta, tvrijakartanews - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut perubahan iklim yang tak menentu di Indonesia membuat program swasembada pangan (kemandirian produksi pangan sacara nasional) menjadi terhambat. Menurut dia, status swasembada pangan di Indonesia masih menjadi proses yang panjang.

Jokowi memaparkan situasi iklim yang tak menentu membuat produksi pangan masih mengalami naik turun.

"Ini (swasembada) proses panjang ya, swasembada pangan itu tidak hanya, kadang sudah baik, (lalu) turun lagi karena iklim yang enggak menentu," ujar Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (5/7/2024).

"Dulu sudah swasembada pangan. Kemudian turun lagi krn ada El Nino, La Nina. Saya kira iklim sangat memengaruhi produktivitas di semua negara," sambung dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut dalam dua tahun terakhir produksi beras di negara-negara yang biasanya tinggi mengalami penurunan tajam. Hal itu diakibatkan perubahan iklim yang mempengaruhi semua negara.

Untuk meningkatkan produksi pertanian, Kepala Negara menyebut pemerintah menggelontorkan bantuan berupa penyerahan pompa kepada para petani beras. Jokowi menjelaskan kebutuhan satu kabupaten adalah 150 pompa, namun untuk saat ini pemasangan pompa yang diberikan oleh Kementerian Pertanian di Bantaeng, Sulawesi Selatan baru sebanyak 80 pompa.

Meski baru sebagian, Jokowi yakin keberadaan 80 pompa air saat ini sudah mampu meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.

"Petani tadi menyampaikan di sini hanya panen sekali. Padahal, tanahnya subur, karena airnya enggak ada. Sehingga, dengan pompa ini, ini sudah menanam yang kedua. Kita harapkan nanti bisa masuk ke penanaman yang ketiga," kata Jokowi.