
Foto: tangkap layar zoom meeting jumpa pers
Jakarta, tvrijakartanews - Musim kemarau di Indonesia berlangsung dengan durasi yang berbeda-neda dan tidak sama tiap wilayah. Salah satu dasarnya pada curah hujan. Berikut 3 pola hujan di Indonesia menurut Ketua BMKG Dwikorita.
1. Tipe monsoon, hujan yang terjadi akibat angin monsu sangat kontras bedanya antara musim kemarau dan hujan.
2. Tipe equatorial, artinya baik di musim kemarau atau pun hujan, hujan terjadi terus menerus sepanjang tahun.
3. Tipe lokal, hujan yang terjadi secara lokal karena pengaruh topografik.
"Monsoon membawa angin kering dari Australia, namun selama beberapa musim kemren kemarau bisa membawa dampak terjadinya peningkatan awan hujan sehingga terjadi hujan basah tapi tidak akan terjadi berbulan-bulan. Diprediksi sekitar Agustus-September akan tejadi la nina yang dipengaruhi peningkatan air laut m," terang Dwikorita pada jumpa pers, Senin (8/7).
Sementara itu, Dwikorita mengatakan kriteria cuaca yang dapat dikatakan sebagai musim kemarau yaitu apabila curah hujan yang turun kurang dari 50ml per 10 hari.
"Kondisi iklim dipengaruhi oleh banyak faktor, angin dapat dipengaruhi oleh arah angin dari Australia dan bisa dari Asia yang membawa upa air, pola Indonesia pola hujan monsoonal ada wilayah yang hujan terjadi sepanjang tahun, namun disela-sela musim kemaru beberapa hari hingga minggu terjadi fenomena yang sifatnya regional dan semi regional, bisa juga dari samudera Pasifik el nino dan la nina, tidak ada istilah kemarau," terangnya.