
Ilustrasi rupiah. (Freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tikar rupiah dibuka menguat 52 poin atau 0,32 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang garuda dipicu meningkatnya peluang penurunan suku bunga AS.
Dikutip data Bloomberg, rupiah menguat 52 poin atau setara dengan 0,32 persen menjadi Rp16.166,5 per USD. Sedangkan data Yahoo Finance, rupiah pagi ini berada di posisi Rp16.182 per USD, mengalami penguatan 52 poin atau 0,32 persen.
"Rupiah berpeluang meneruskan penguatannya hari ini terhadap dolar AS, setelah semalam Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pernyataannya di hadapan komite Jasa Keuangan DPR AS menyebutkan bahwa The Fed tidak akan menunggu inflasi 2 persen untuk memangkas suku bunga acuannya," kata Pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Ariston mengatakan pelaku pasar juga melihat indikasi pemangkasan suku bunga dari pernyataan Powell semalam bahwa risiko dari ekonomi bukan hanya inflasi. Namun tingkat pengangguran AS meskipun masih di level rendah namun terus meninggi.
"Jadi The Fed bisa memangkas bunga bila tingkat pengangguran semakin memburuk," ujarnya.
Ariston menuturkan potensi penguatan rupiah ke kisaran Rp16.180 per dolar AS sampai dengan Rp16.200 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp16.280 per dolar AS.
Sebagai informasi, pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0825 dolar AS dari 1,0813 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2846 dolar AS dari 1,2788 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Dolar AS membeli 161,78 yen Jepang, lebih tinggi dari 161,31 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS bertambah menjadi 0,8997 franc Swiss dari 0,8979 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3622 dolar Kanada dari 1,3630 dolar Kanada. Dolar AS turun ke 10,5496 kronor Swedia dari 10,5500 kronor Swedia.