
Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar (kurs) rupiah menguat 46 poin atau 0,28 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang garuda disebabkan rencana Bank Sentral AS yang memulai memangkas suku bunga.
Dikutup data Bloomberg, nilai tukar rupiah menguat 46 persen atau 0,28 persen di level Rp16.194 per AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah menguat 44 poin atau 0,27 persen di level Rp16.190 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar diperdagangkan dalam kisaran yang ketat pada hari Rabu setelah kesaksian awal Powell di hadapan Kongres, dengan ketua The Fed menandai melemahnya pasar tenaga kerja.
"Baru-baru ini sebagai faktor yang semakin penting dalam memutuskan kapan bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Ibrahim menjelaskan Powell juga mengatakan penurunan suku bunga tidak tepat sampai The Fed memperoleh “keyakinan yang lebih besar” bahwa inflasi menuju target 2 persen.
"Namun dengan menyebutkan bahwa peningkatan inflasi bukanlah satu-satunya risiko yang dihadapi bank sentral," jelasnya.
Menurut Ibrahim, Ketua The Fed tersebut dapat dianggap sedang mempersiapkan landasan untuk penurunan suku bunga pada bulan September.
"Powell akan kembali ke Washington pada Rabu malam, dan para pedagang akan mencari penyempurnaan lebih lanjut dalam komentarnya menjelang data penting inflasi konsumen pada hari Kamis," ungkapnya.
Dikatakan Ibrahim, data inflasi indeks harga produsen Jepang menunjukkan bahwa meskipun inflasi pabrik meningkat pada bulan Juni, inflasi tersebut masih relatif lemah.
"Sehingga menambah keraguan mengenai apakah Bank of Japan akan memiliki cukup dorongan untuk terus melakukan pengetatan kebijakan," tuturnya.
Inflasi CPI Tiongkok menyusut pada bulan Juni, mencerminkan rendahnya kepercayaan konsumen untuk berbelanja. Inflasi PPI di negara tersebut membaik, menyusut pada laju paling lambat sejak bulan Februari 2023, namun masih menunjukkan bahwa disinflasi Tiongkok masih terus terjadi.
Dari dalam negeri, Ibrahim menjelaskan realisasi subsidi dan kompensasi energi tahun 2024 akan membengkak.
"Peningkatan ini didorong oleh fluktuasi Indonesian Crude Price (ICP), nilai tukar rupiah, serta peningkatan volume LPG dan listrik bersubsidi," tambahnya.
Pada semester I 2024, realisasi subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 155,7 triliun, dibandingkan dengan Rp 161,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu, menunjukkan penurunan 3,8 persen. Namun, angka ini belum memasukkan kompensasi yang akan dihitung pada semester II.
Ibrahim menuturkan untuk menghindari devisit APBN, pemerintah berencana untuk melaksanakan pembatasan BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024, dengan tujuan mengurangi jumlah pemakaian BBM subsidi.
"Untuk mengatur penyaluran BBM bersubsidi, pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomor 2 Tahun 2023, yang menetapkan bahwa pembeli BBM bersubsidi harus memiliki surat rekomendasi dari pemerintah daerah, kepala pelabuhan, lurah, atau kepala desa," paparnya.
Defisit APBN menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan dan keseimbangan anggaran negara. Sedangkan, defisit APBN 2024 diproyeksikan akan lebih besar dari target yang telah ditetapkan.
Sehingga, dengan pengetatan penggunaan BBM subsidi, biaya subsidi bisa ditekan, alhasil pemerintah semakin dapat menghemat APBN 2024 dan berencana mendorong penggunaan bioetanol sebagai alternatif pengganti bensin. Penggunaan bioetanol dapat mengurangi polusi udara dan memiliki kadar sulfur yang rendah.
Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.140 - Rp16.230.