5 Tokoh Muda NU Temui Presiden Israel, Jokowi: Sikap Indonesia Jelas Sekali, Ikut Laksanakan Ketertiban Dunia
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Selasa (16/7/2024). (Foto: YouTube Sekretariat Presiden).

Jakarta, tvrijakartanews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan terlalu menanggapi terkait pertemuan lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Presiden Jokowi meminta persoalan itu ditanyakan ke NU. Ia hanya menekankan bahwa sikap Indonesia sudah jelas menentang penjajahan di atas dunia karena tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan dan keadilan, sebagaimana bunyi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

"Ya ditanyakan saja ke PBNU, karena sikap pemerintah itu jelas, sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, jelas sekali," kata Presiden dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (16/7/2024).

"Jadi tolong ditanyakan ke PBNU," tambah dia.

Karena itu, Kepala Negara menegaskan, dengan Pembukaan UUD 1945, Indonesia turut serta melaksanakan ketertiban dunia.

"Dan Indonesia akan selalu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian, abadi, dan keadilan sosial. Itu yang terus kita pegang," tegas dia.

Adapun, PBNU menyesalkan lima cendikiawan NU atau Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Ketua PBNU Savic Ali mengatakan, kunjungan kelima warga NU itu tidak mewakili nama organisasi. Terlebih, PBNU juga belum mengetahui pihak mana yang memberi mereka dukungan untuk berangkat ke Israel.

"Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan," kata Savic dalam keterangannya, Senin (15/7/2024).

Kendati begitu, Savic menilai kunjungan kelima cendikiawan NU itu sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik, tak mengerti kebijakan NU secara organisasi. Bahkan, tindakan mereka juga melukai perasaan seluruh warga NU, mengingat para nahdliyin dikenal sebagai warga dan aktivis NU.

"Yang jelas, keberangkatan mereka sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin. Tidak semestinya warga NU berkunjung ke Israel. Ini tindakan tidak paham geopolitik dan perasaan warga NU," ucap dia.

Savic menambahkan, tindakan mereka juga akan memperburuk citra NU di mata publik. Padahal, sikap PBNU dan Nahdliyin sangat jelas sampai saat ini, yaitu berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel.