Meningkat Spekulasi The Fed Turunkan Suku Bunga, Rupiah Melemah Tipis 9,5 Poin atas Dolar AS
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis 9,5 poin atau 0,06 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah dipicu atas meningkatnya spekulasi The Fed mulai menurunkan suku bunga pada bulan September.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap USD melemah tipis 9,5 poin atau 0,06 persen berada di level Rp16.179 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 11 poin atau 0,07 persen di level Rp16.175 per dolar AS.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan Meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September, menyusul pembacaan inflasi yang lemah dan sinyal yang agak dovish dari bank sentral.

"Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin mengatakan bank tersebut semakin yakin bahwa inflasi akan turun. Meskipun dia tidak secara langsung mengirim pesan mengenai penurunan suku bunga, pasar menganggap komentarnya berarti bahwa penurunan suku bunga sudah dekat," kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Ibrahim mengatakan para pedagang terlihat sepenuhnya mengabaikan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan September, dan kini memperkirakan peluang hampir 90 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, menurut CME Fedwatch.

Menurut Ibrahim, namun, dolar didukung terutama oleh meningkatnya spekulasi bahwa Trump akan mendapatkan masa jabatan kedua. Hal ini terjadi ketika upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden tersebut tampaknya telah meningkatkan popularitasnya secara signifikan, menempatkannya di depan Joe Biden dalam pemilihan presiden.

"Trump diperkirakan akan memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan mendukung dolar," ujarnya.

Selain itu, kata Ibrahim, data Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan menimbulkan keraguan atas pemulihan ekonomi di negara tersebut, yang dapat menjadi pertanda buruk bagi permintaan komoditas negara tersebut.

"Selain itu, kepresidenan Trump dapat menimbulkan lebih banyak hambatan perdagangan bagi Tiongkok, yang selanjutnya akan melemahkan perekonomian Tiongkok," ucapnya.

BI Sampaikan Utang Luar Negeri

Ibrahim menjelaskan Bank Indonesia (BI) menyampaikan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 tercatat sebesar 407,3 miliar dolar AS atau tumbuh 1,8 persen (yoy), setelah mengalami kontraksi pertumbuhan 1,5 persen (yoy) pada April 2024.

"BI menyebut angka ULN tersebut dalam kondisi masih terkendali," ungkapnya.

Dikatakan Ibrahim, posisi ULN pemerintah pada Mei 2024 tercatat sebesar 191,0 miliar dolar AS, atau secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan 0,8 persen (yoy), setelah pada April 2024 terkontraksi 2,6 persen (yoy).

"Pemerintah konsisten untuk tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara prudensial, terukur, oportunistik, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal," paparnya.

Lebih lanjut, Ibrahim menuturkan sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan prioritas.

"Di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (21,0 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,7 persen), dan jasa pendidikan (16,8 persen). Lalu sektor konstruksi (13,6 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (9,5 persen)," tambahnya.

Guna untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," imbunya.

Ibrahim memperkirakan perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.130 - Rp16.220.