BP2MI Temukan 10 Wanita di Penampungan, Diduga Akan Dikirim ke Timur Tengah
HotNews
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, I Ketut Suardana, saat memberikan keterangan kepada wartawan

TANGERANG, tvrijakartanews- Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengamankan 10 wanita dari sebuah penampungan di wilayah Neglasari, Kota Tangerang. BP2MI menduga bahwa 10 wanita itu akan dikirim tanpa dokumen resmi ke negara Timur Tengah untuk menjadi asisten rumah tangga.

Tim Satgas Sikat Sindikat BP2MI mengetahui adanya 10 wanita tersebut berasal dari laporan masyarakat sekitar. Masyarakat curiga dengan keberadaan mereka di sebuah kos-kosan karena tidak terlihat pekerjaan mereka selama tinggal di sana.

“Dari informasi adanya penampungan orang untuk rencana diberangkatkan ke luar negeri, lalu kami cek ke lapangan, ternyata betul. Kami menemukan kategorinya ibu-ibu, ada 10 orang dari berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, I Ketut Suardana, Kamis (25/1/2024).

Wanita yang diamankan berusia mulai dari 23 tahun sampai 50 tahun itu, dan berasal dari berbagai daerah, seperti Banten, Jawa Barat 5 orang, dan NTB. Berdasarkan pengakuan para korban, mereka sedang menunggu untuk diberangkatkan ke negara di Timur Tengah untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga. Keberangkatan mereka ini diururs oleh seorang calo berinisial A, tanpa melalui prosedur pekerja migran yang resmi.

“Mereka ini dijanjikan bisa berangkat dan bekerja di negara-negara Timur Tengah dengan gaji sekitar Rp 4 juta per bulannya sebagai asisten rumah tangga,” lanjut Ketut Suardana.

Setelah diamankan, kesepuluh wanita ini langsung dibawa untuk diberi perlindungan ke Rumah Ramah BP2MI, untuk dipulangkan ke tempat asal masing-masing korban. Dengan akomodasi ditanggung sepenuhnya oleh BP2MI. Selanjutnya, BP2MI bekerjasama dengan Polres Metro Tangerang, untuk memburu orang yang diduga calo berinisial A.

“Jadi mereka ini terpisah, kami hanya bisa menemukan ke sepuluh korban saja. makanya, calo ini masih terus kami cari, dengan dugaan sindikat perdagangan orang,” pungkasnya. (Isty Maulidya)